Wednesday, September 2, 2015

kanjeng syehk SUBAKIR

Kisah Syekh Subakir Penumbal Tanah Jawa




Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya:
  1. 1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur Negara.
  2. 2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
  3. 3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
  4. 4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
  5. 5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
  6. 6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
  7. 7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
  8. 8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
  9. 9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.
 
Ketika Syaikh Subakir sampai di tanah Jawa, beliau bergelar Aji Saka. Beliau lahir di Persia, Iran. Memiliki spesialisasi di bidang Ekologi Islam. Beliau adalah cicit dari sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Salman Al-Farisi. Kemudian beliau menjadi utusan dari Sultan Muhammad 1, sebagai salah satu dari anggota Wali Songo periode 1. Nasab lengkap beliau adalah Syaikh Subakir bin Abdulloh bin Aly bin Ahmad bin Aly bin Ahmad bin Abdulloh bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Aly bin Abubakar bin Salman bin Hasyim bin Ahmad bin Badrudin bin Barkatulloh bin Syafiq bin Badrudin bin Omar bin Aly bin Salman Alfarisiy Syaikh Subakir berdakwah di daerah Magelang Jawa Tengah, dan menjadikan Gunung Tidar sebagai Pesantrennya
Tak banyak orang tahu dan mengenal nama Syekh Subakir. Padahal Syekh Subakir adalah salah seorang ulama Wali Songo periode pertama yang dikirim khalifah dari Kesultanan Turki Utsmaniyah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Nusantara.

Syekh Subakir konon adalah seorang ulama besar yang telah menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara.

Kisahnya dimulai saat Sultan Muhammad I, bermimpi mendapat wangsit untuk menyebarkan dakwah Islam ke tanah Jawa.

Adapun mubalighnya diharuskan berjumlah sembilan orang. Jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah sembilan.

Sehingga dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh dunia Islam waktu itu. Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai keahlian masing-masing. Ada yang ahli tata negara, berdakwah, pengobatan, tumbal atau rukyah, dan lain-lain.

Lalu dikirimlah beberapa ulama ke Nusantara atau tanah Jawa. Namun sudah beberapa kali utusan dari Kesultanan Turki Utsmaniyah yang datang ke tanah Jawa, untuk menyebarkan agama Islam tapi pada umumnya mengalami kegagalan.

Penyebabnya masyarakat Jawa saat itu sangat memegang teguh kepercayaannya. Sehingga para ulama yang dikirim mendapatkan halangan karena meskipun berkembang tetapi ajaran Agama Islam hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas.

Selain itu konon, Pulau Jawa saat itu masih merupakan hutan belantara angker yang dipenuhi makhluk halus dan jin-jin jahat.

Lalu diutuslah Syekh Subakir ulama asal Persia yang ahli dalam merukyah, ekologi, meteorologi dan geofisika ke tanah Jawa.

Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah gaib dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa ketika itu.
Ajaran dan Tempat Meninggal Syeh Subakir ?
3 SITUS MAKAM GUNUNG TIDAR
Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk sampai di puncak Tidar. Secara umum, Gunung Tidar memang masih cukup alami. Banyak tanaman pinus dan tanaman buah-buahan tahunan seperti salak hasil penghijauan era tahun 1960an menjadikan Gunung Tidar sangat rimbun.

Beberapa saat menapaki jalanan setapak pendakian kita akan bertemu dengan Makam Syaikh Subakir. Konon Syaikh Subakir adalah penakluk Gunung Tidar yang pertama kali dengan mengalahkan para jin penunggu Gunung Tidar tersebut. Menurut legenda (hikayat) Gunung Tidar, Syaikh Subakir berasal dari negeri Turki yang datang ke Gunung Tidar bersama kawannya yang bernama Syaikh Jangkung untuk menyebarkan agama Islam.

Tidak jauh dari Makam Syaikh Subakir, kita akan berjumpa dengan sebuah makam yang panjangnya mencapai 7 meter. Itulah Makam Kyai Sepanjang. Kyai Sepanjang bukanlah sesosok alim ulama, namun adalah nama tombak yang dibawa dan dipergunakan oleh Syaikh Subakir mengalahkan jin penunggu Gunung Tidar kala itu.

Situs makam terakhir yang kita jumpai sewaktu mendaki Gunung Tidar adalah Makam Kyai Semar. Namun menurut beberapa versi ini bukanlah makam kyai Semar yang ada dalam pewayangan. Tetapi Kyai Semar, jin penunggu Gunung Tidar waktu itu. Meski demikian banyak yang percaya ini memang makam Kyai Semar yang ada dalam pewayangan itu. Dan mana yang benar, adalah tinggal kita mau mempercayai yang mana.
Syaikh Subakir meninggal di Persia Iran. Sedangkan yang ada di Indonesia dan diziarahi oleh masyarakat adalah situs-situs peninggalannya. Ada beberapa karya Syaikh Subakir yang bergelar Aji Saka, yaitu: 1. Beliau adalah penemu Huruf Jawa, yang berbunyi: HA NA CA RA KA, DA TA SA WA LA, PA DHA JA YA NYA, MA GA BA THA NGO 2. Beliau pula yang memberi nama Jawa, yang diambil dari bahasa Suryani artinya Tanah Yang Subur. Pelajaran dari Kisah Syaikh Subakir adalah: 1. Kita harus memperkuat Aqidah Islam kita, 2. Jangan mudah percaya pada takhayyul, bid’ah dan khurafat, yang dibungkus oleh cerita yang tidak jelas sumbernya, 3. Jangan mudah terjerumus pada mistik yang menghancurkan sendi-sendi aqidah Islam, 4. Pahami bahwa Syaikh Subakir adalah manusia biasa, hamba Allah, seorang waliyullah yang berdakwah untuk menyiarkan Islam, amar ma’ruf, Nahi Munkar 5. Pahami bahwa Syaikh Subakir adalah tokoh yang sangat memperdulikan lingkungan, dan kelestarian alam, dan bukan memasang tumbal atau jimat. 6. Jangan percaya kepada tumbal atau jimat, karena hal ini adalah Syirik. Cerita tentang tumbal, jimat atau perang melawan jin yang dihubungkan kepada Syaikh Subakir adalah kebohongan yang besar. 7. Jagalah kemurnian aqidah Islam kita, Syari’at Islam kita dan akhlak Islam kita. Agar kita senantiasa mendapat Ridha dari Allah SWT.

Begitulah sepenggal cerita kisah syekh subakir,semoga bermanfaat bagi para pembaca,dan menambah iman dan taqwa kita kepada allah swt,amin.

Friday, June 26, 2015

KANJENG SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM

CERITA KANJENG SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM

kisah Maulana Malik Ibrahim penyebar islam di jawa

Pada edisi kali ini kami mencoba bercerita tentang kanjeng syekh maulana malik ibrahim atau sering disebut orang dulu sebagai KAKEK BANTAL karena beliau sering menempatkan kitab saat pengajian diatas batal,
beginilah cerita kanjeng kakek bantal;
1. ASAL USUL SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM
Pada zaman dahulu sebelum maulana maalik ibrahim datang ke pulau jawa,di pulau jawa sendiri sebenarnya sudah ada agama islam didaerah daerah pantai utara,termasuk didesa leran,terbukti adanya makam seorang perempuan bernama fatimah binti maimun yang meninggal pada 475 hijriyah atau pada tahun 1082 masehi. Sehingga sebelum jaman walisongo,islam udah ada meskipun belum berkembang secra besar besaran.
Maulana malik ibrahim sendiri diperkirakan datang ke gresik pad tahun 1404 masehi,beliau berdakwah di gresik hingga akhirnya wafat pada tahun 1419.
pada masa itu kerajaan yang berkuasa adalah MAJAPAHIT,yang mana raaja dan rakyatnya memeluk agama hindu dan budha,sebagian masyarakat gresik ada yang beragama islam akan tetapi masih banyak pula yang beragam hindu.atau bahkan tidak beragama sama sekali.
dalam berdakwah kakek bantal menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang jituberdasarkan ajaran alqur an yaitu;
hendaknya engkau ajak kejalan tuhannmudengan hikmah (kebijaksanaan)dan dengan petunjuk petunjuk yang baikserta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara yang sebaik baiknya.(QS.An Nahl.125).
Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari turki dan pernah mengembara di gujarat,sehingga beliau cukup berpengalaman dalam menghadapi orang orang hindu di pulau jawa,karena gujarat adalah wilayah india yang kebanyakan masyarakatnya beraagama hindu.
di jawa kakek bantal tidak hanya berhadapan dengan orang hindu saja,melainkan juga ada masyarakat yang terlanjur menganut aliran sesat yaitu menyembah pohon besar,atau batu besar.
kakek bantal tidak langsung menentang mereka,melainkan mendekati mereka dengan penuh hikmat.beliau tunjukkan keindahan dan ketinggian akhlak islami sebagaimana ajaran NABI muhammad SAW.
Dari hurf arab di batu nisannya dapat diketahui bahwa syekh maulana malik ibrahim adalah penolong fakir miskin yang dihormati para pangeran,dan para sultan ahli tata negara yang hebat.hal itu menunjukkan bahwa betapa hebatnya beliau dalam memperjuangkan masyarakat mulai dari golongan bawh sampai golongaan atas.
Menurut literatur yang ada bahwa beliau juga ahli pertanian,dan pengobatan.karena emenjak beliau tinggal di gresik ,pertanian warga gresik hasilnya meningkat tajam dan orang orang yang sakit,dapat disembuhkan dengn ramuan dedaunan oleh kakek bantal atas izin allah.
sifatnya yang lemah lembut ramah tamah terhadap sesama membuat beliau terkenal sebagai tokoh yang amat dihormati dan disegani.kepribadian yang baik itulah yang membuat masyarakat berbondong bondong mengikuti ajaran islam dengn suka rela.dan menjadi pengikut beliau yang setia.
sebagaimana diketahui bahwa di hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 golongan atau sering disebut kasta,yaitu brahmana,ksatria,wasya,dan syudra,yang mana kaum syudra tidak diperkenankan untuk bergaul dengan golongan atasnya,akan tetapi kakek bantal tidak membeda bedakan manusia ,dihadapan allah yang membedakan manusa hanyalah yang paling bertaqwa kepada Allah.
Taqwa itu letaknya di hati,hati yang menggerakkan manusia untuk berusaha sekuatnya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan allah.
dengan taqwa itulah manusia akan hidup berbahagia di dunia hingga akhiat kelak.dan orang bertaqwa ,sekalipun dia berasal dari kaum syudra,akan lebih mulia daripada kaum brahma atau ksatria yang tidak bertaqwa.
mendenr itulah kenapa mereka yang berasal dari kaum syudra ataupun waisya merasa lega dan dibela  merasa haknya sebagai mnusia dikembalikan,sehingga mereka masuk agama islam dengan sukarela
Setelah pengikutnya tambah banyak,kemudian kakek bantal mendirikn sebuah masjid untuk beribadah bersama sama dan untuk mengaji,dalam membangun masjid ini beliau mendapat bantuan yang tidaak sedikit dari raja cermain
Dan untuk mempersiapkan kader umat yang nantinya dapat meneruskan perjuangan menyebarkan islam ke seluruh tanah jawa,dan seluruh nusantara,maka beliau kemudian mendirikan pesantren yang merupakan perguruan islam,tempat mendidik dan menggembleng para santri sebagai calon mubaligh.
Pendirian pesantren yang pertama kali di nusantara itu diilhami oleh kebiasaan masyarkat hindu yaitu para bikhu dan pendeta brahmana yang mendidik cantrik dan calon pemimpin agama di mandala mandala mereka.
Inilah salah satu strategi jitu para wali,orang hindu dan budha yang mendirikan mandala mandala untuk mendidik para kader tidak dimusuhi secara frontal,melainkan beliau mendirikan pesantren yang mirip mandala mandla milik orang hindu dan budha untuk menjaring umat.dan ternyata hasilnya sungguh memuaskan dari pesantren gresik kemudian muncul para mubaligh yang kemudian menyebar ke seluruh nusantara
Tradisi pesantren tersebut berlangsung hingga sekarang dimana para ulama menggodokcalon mubaligh di pesantren yang diasuhnya.
bila orang bertanya tentang sesuatu masalah agama kepada beliau maka beliau tidak menjawab dengan berbeit belit,melainkan dijelaskan secara gamblang sesuai dengan anjuran nabi supaya agama disiarkan secara mudah tidak dipersulit dan umat dibuat gembira.
Dua tahun sudah syekh maulana malik ibrahim berdakwah di gresik,beliau tidak hanya membimbing umat untuk mengenal dan memahami islam,melainkan juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat gresik lebih maju,

2.TAMU DARI NEGERI CARMAIN

 Ada ganjalan dihati syekh maulana malik ibrahim beliau telah berhasil mengislmkan sebagian besar rakyat gresik dan gresik adalah bagian dari wilyah majapahit,kalau sebagian besar rakyat majapahit memluk agama islam,sedangkan raja brawijaya masih beragama hindu apakah di kemudian hari tidak akan timbul ketegangan antara rakyat dengan rajanya,
untuk menghindari hal itu syekh maulana malik ibrahim mempunyi rencana mengajak raja brawijaya untuk memeluk agama islam.
hal itu disampaikan kepada sahabatnya raja cermain,dan ternyata raja cermain juga mempunyai rencana yang sama,sudah lama raja cermain ingin mengajak raja brawijaya masuk agama islam.
raja cermain datang ke tanah jawa bersama rombongan dan ikut pula putri raja cermain yang sangat cantik yaitu DEWI SARI
bersama syekh maulana malik ibrahim,rombongan tersebut menghadap kepada raja brawijaya,usaha mereka ternyata gagal.raja brawijaya ternyata tetap mempertahankan agama laama yaitu hindu,dan raja brawijaya bersedia masuk islam kalau dewi sari mau dijadikan istri brawijaya,aakan tetap dewi sari tidak mau,
rombongan rja cermain lalu kembali ke gresik mereka beristirahat  di leran,sambil menunggu perbaikan kaapal.untuk berlayar pulang.
selama masa istirahat rombongan raja cermain terkena wabah penyakit,sehingga banyak anggota rombongan yang meninggal dunia,termasuk dewi sari juga akhirnya meninggal dunia di gresik.
setelah selesai perbaikan kapal ,rombongan raja cermain melanjutkan perjalanan pulang.

begitulah sekelimit cerita kisah kanjeng maulana malik ibrahim,semoga bermanfaat bagi pembaca.
akhirnya kami ucapkan terima kasih  sampai jumpa.wassalam. 


Thursday, June 25, 2015

KANJENG SUNAN MURIA atau RADEN UMAR SHAHID

KANJENG SUNAN MURIA atau RADEN UMAR SYAHID

Cerita Sunan Muria - Wali sogo gunung muria

pada edisi kali ini kami mencoba bercerita tentang kanjeng sunan muria atau nama aslinya raden umar syahid,beliau sangat terkenal mempunyai ahlak yang sangat baik,dan mempunyai kesaktian yang luar biasa dalam pertarungan.dibawah ini adalah ceritaa kanjeng sunan muria ;

Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid.Cara berdakwah menggunakan cara yang seperti ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, air jangan sampai keruh. Itu adalah  cara yang ditempuh dalam syiar agama islam di sekitar gunung muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak gunung muria; yang salah satu puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utara kota kudus.
Sunan Muria lebih senang berdakwh kepada rakyat kecil yaitu para pedagang, nelayan, pelaut dan petani. beliau wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan islam. Dan, beliau telah banyak menciptakan berbagai tembang jawa. Tempat dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dilanjutkan meliputi Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria karena tinggal di gunung muria.
Sunan muria adalah wali yang terkenal memiliki kesaktian. beliau puya fisik yang kuat karena sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. maka beliau dan istrinya atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk menyebarkan agama islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. hal itu dapat dilakukan dengn fisik yang kuat.
Bukti bahwa sunan muria adalah guru yang sakti mandraguna dapat ditemukan dalam kisah perkawinan sunan murida dengan dewi Roroyono. Dewi Roroyono adalah putri Ngerang, yaitu seorang ulama yang disegani masyarakat karena ketinggian ilmunya, yang bertempat tinggal di juana, pati jawa tengah. Demikian sakti sunan ngerang sehingga sunan muria dan sunan kudus sampai berguru kepadanya.

, pada suatu hari, sunan ngerang mengadakan syukuran atas usia dewi roroyono dua puluh tahun. Semua muridnya diundang, seperti sunan muria, sunan kudus, adipati pathak warak, kapa dan adiknya gentiri. Tetangga dekat juga diundang, demikian pula sanak saudara yang dari jauh. Setelah tamu berkumpul, dewi Roroyono dan adiknya, dewi roro pujiwati, keluar menghidangkan makanan dan minuman. Keduanya adalah para dara yang cantik rupawan, terutama dewi roroyono yang bersuaia dua puluh tahun. Ia bagaikan bunga yang sedang mekar. sunan kudus dan sunan muria yang sudah berbekal ilmu agama, dapat menahan pandangan mata, sehingga mereka tidak terseret oleh godaan setan. Tapi, seorang murid sunan ngerang yang lain, yaitu Adipati Pathak warak memandang dewi royoyono dengan mata tidak berkedip karena melihat kecantikan gadis itu.Sewaktu menjadi cantrik atau murid sunan ngerang ketika pathak warak belum menjadi adipati, dewi roroyono masih kecil dan kecantikannya yang mempesonan belum tampak. Tetapi, sekarang, gadis itu sangat membuat adipati pathak warak tergila-gila. Sepasang matanya hampir melotot memandangi gadis itu terus menerus. Akibat dibakar api asmara yang menggelora, ia tidak tahan lagi. Ia pun menggoda dewi roroyono dengan berbagai ucapan yang tidak pantas, bahkan bertindak kurang ajar.tentu saja, dewi merasa malu sekali, terutama ketika adipati pathak warak berlaku kurang ajar dengan memegangi bagian tubuhnya yang tidak pantas disentuh. Si gadis pun naik pitam, sehingga nampan berisi minuman yang dibawahnya sengaja ditumpahkan ke pakaian sang adipati. Maka adipati pathak warak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali diperlakukan seperti itu. Apalagi ia pun semakin malu karena melihat para tamu menertawakannya.Dewi Roroyono hampir saja ditampar oleh adipati pathak warak kalau ia tidak ingat bahwa gadis itu adalah putri gurunya. Lalu, Dewi Rorooyono masuk ke dalam kamarnya, gadis itu menangis sejadi-jadinya karena dipermalukan oleh pathak warak. Pada malam hari, para tamu yang rumahnya dekat sudah pulang ke tempat masing-masing. Adapun tamu yang datang dari jauh terpaksa menginap di rumah sunan ngerang, termasuk pathak warak san sunan murid. Namun, pathak warak belum dapat memejamkan matanya hingga lewat tengah malam. Kemudian, ia bangkit dari tidurnya dan mengendap-ngedap ke kamar dewi roroyono.


Dewi roroyono dibius sehingga tak sadarkan diri, kemudian pathak warak turun melewati genteng dan mebawanya lari menuruni jendela. Dewo Roroyono dibawa lari ke mandalika, wilayah keling atau kediri. Setelah sunan ngerang mengetahui bahwa putrinya diculik oleh pathak warak, maka ia berikrar bahwa orang yang berhasil membawa putrinya bila perempuan akan dijadikan saudara dewi roroyono. Dan jika laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya.

Tak ada seorang pun yang menyatakan kesanggupannya. Sebab, semua orang telah maklum akan kehebatan dan kekejaman pathak warak. Hanya sunan muria yang bersedia memenuhi harapan sunan ngerang.
“saya akan berusaha mengambil diajeng Roroyono dari tangan pathak warak,” kata sunan muria
Di tengah perjalanan, sunan muria bertemu dengan kapa dan gentiri, adik seperguruan, yang lebih dahulu pulang sebelum acara syukuran berakhir. Keduanya merasa heram melihat sunan muria berlari cepat menuju ke arah daerah keling.
“Mengapa kakang tampak tergesa-gesa?” tanya kapa
Sunan muria pun menceritakan penculikan dewi roroyono yang dilakukan oleh pathak warak. Kapa dan gentiri sangat menghormati sunan muria sebagai saudara seperguruan yang lebih tua. Lantas, keduanya menyatakan diri untuk membantu Sunan Muria merebut kembali dewi Roroyono.
“Sebaiknya, kakang pulang ke padepokan gunung Muria. Para murid sangat membutuhkan bimbingan kakang. Biarlah kami yang berusaha merebut diajeng roroyono kembali. Kalau berhasil, kakang tetap berhak menikahnya, kami hanya membantu,” kata kapa.
“Aku masih sanggung merebutnya sendiri,” ujar sunan muria
“Itu benar, tapi, membimbing orang memperdalam agama islam juga lebih penting, percalah, kami pasti sanggup merebutnya kembali” kata kapa bersikeras
Akhirnya, sunan muria mengambulkan permintaan adik seperguruannya. Ia merasa tidak enak menolak seseorang yang hendak berbuat baik. Lagi pula, ia harus menengok para santrinya di padepokan gunung muria. Untuk merebut dewi roroyono dari tangan pathak warak, ternyata kapa dan gentiri meminta bantuan seorang wiku lodhang di pulau sprapat yang dikenal sebagai tokoh sakti dan tidak ada tandingannya. Usaha mereka berhasil sehingga dewi roroyono dikembalikan kepada Sunan Ngerang. Hari berikutnya, sunan muria hendak pergi menghadap sunan ngerang untuk mengetahui perkembangan usaha kapa dan gentri. Di tengah perjalanan, ia bertemua dengan adipati Pathak warak.
“hai pahtak warak, berhenti kamu” bentak sunan muria
Patahak warak yang sedang naik kuda terpaksa berhenti karena sunan muria menghadang di depannya.
jangan menghalangi jalanku! Hardik pathak warak
“Boleh asal kamu kebalikan Dewo Roroyono”
“Roroyono sudah di bawa kapa dan gentiri! Kini aku hendak mengejar mereka”! umpat pathak warak.
“untuk apa kamu mengejar ?”
“merebutnya kembali” jawab pathak warak dengan sengit
“Kalau begitu langkahi dulu mayatku, roroyono telah dijodohkan denganku!” ujar sunan muria sambil pasang kuda-kuda

tanpa basa basi maka pathak warak melompat dari punggung kuda. Ia menyerang sunan muria dengan  cakar harimau. Tapi, ia bukan tandingan putra sunan kalijaga yang memiliki segudang kesaktian. Hanya dalam beberapa kali gebrakan, pathak warak telah jatuh atau roboh di tanah. Seluruh kesaktiannya lenyap, bahkan ia menjadi lumpuh dan tidak mampu untuk berdiri apalagi berjalan.

Sunan muria pun meneruskan perjalanan ke juana. Kedatangannya disambut gembira oleh sunan ngerang. Sebab, kapa dan gentiri telah bercerita secara jujur bahwa mereka sendiri yang memaksa mengambil alih tugas sunan muria mencari roroyono. Pada akhirnya, sunan ngerang menjodohkan dewi roroyono dengan sunan muria.

Upacara pernikahan pun segera dilaksanakan. Kapa dan Gentiri berjasa besar diberi hadiah tanah di desa buntar. Dengan hadiah itu keduanya menjadi orang kaya yang kehidupan mereka serba kecukupan. Sementara itu, sunan muria segera memboyong istrinya ke padepokan gunung muria. Mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan ideal.
Tidak demikian halnya dengan kapa dan gentiri. Sewaktu membawa dewi roroyono dari keling ke ngarang, agarknya mereka terlanjut terpesonan oleh kecantikan wanita jelita itu. Siang dan malam, mereka tidak dapat tidur. Wajah wanita itu senantiasa terbayang. Namun, wanita itu sudah diperistri kakak seperguruannya sehingga mereka tidak dapat berbuat apapun.
Hanya penyesalan yang menghujam di dada mereka. Mengapa dulu mereka terburu-buru menawarkan jasa baik mereka? Betapa enak sunan muria sekarang tanpa bersusah payah, ia telah menikmati kebahagiaan bersama gadis yang mereka dambakan. Inilah hikmah ajaran agama agar lelaki diharuskan menahan pandangan mata dan menjaga kehormatan mereka. Adai kata kapa dan gentiri tidak menatap terus ke arah wajah dant ubuh dewi roroyono yang indah, mereka pasti tidak akan terpesonan dan tidak terjerat oleh iblis yang memasang perangkat pada pandangan mata.

Kini, kapa dan gentiri telah dirasuki iblis. Mereka bertekad hendak merebut dewi roroyono dari tangan sunan muria. Mereka telah sepakat untuk menjadikanya sebagai sitri kedua secara bergiliran. Sungguh keji rencana mereka. Gentiri beerangkat terlebih dulu ke gunung muria. Namun ketika ia hendak melaksanakan niatnya, justru kepergok oleh para murid sunan muria sehingga terjadi pertempuran dahsyat. Suasana menjadi panas ketika sunan muria keluar menghdapati gentiri. Akhirnya, gentiri tewas menemui ajalnya di puncak gunung muria.


Kematian gentiri cepat tersebar ke berbagai daerah. Tapi, berita itu tidak membuat surut niat kapa. Sebab, kapa cukup cerdik sehingga ia datang ke gunung muria secara diam-diam di malam hari. Tak seorang pun yang mengetahuinya. Pada saat itu, kebetulan sunan muria dan beberapa murid pilihannya sedang bepergian ke demak bintoro. Kapa membius para murid sunan muria yang berilmu rendah yang ditugaskan menjaga dewi roroyono, kemudian kapa menculik dan membawa wanita impiannya ke pulai sprapat dengan mudah.


Pada saat yang sama, sunan muria bermaksud mengadakan kunjungan kepada Wiku Lodhang Datuk di pulau sprapat sepulang dari demak bintoro. Ini biasa dilakukannya, yakni bersahabat dengan pemeluk agama lain. Dan, itu bukanlah suatu dosa, terlebih lagi sang wiku pernah menolongnya merebut dewi roroyono dari pihak pathak warak.

Seperti ajaran sunan kalijaga yang mampu hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dalam suatu negeri. Sunan muria pun menunjukkan akhlak islam yang mulia dan agung. Sunan muria bukan berdebat tentang perbedaan agama itu. Dengan menerapkan akhlak yang mulia itu, banyak pemeluk agama lain yang akhirnya tertarik dan masuk islam secara suka rela. Sementara itu, kedatangan kapa ke pulau sprapat ternyata tidak disambut baik oleh wiku lodhang datuk.


Memalukan, benar benar nista perbuatanmu itu, cepat kembalikan istri kakanda seperguruanmu! Hardik wiku lodhang datuk dengan marah.
“bagaimana bapa guru ini? Bukankah aku ini adalah muridmu? Mengapa kamu tidak membelaku? Protes kapa.
“Apa? Membela perbuatan durjana?” bentak wiku lodhank datuk
“sampai mati pun, aku takkan sudi membela kebejatan budi pekerti, walaupun pelakunya itu muridku sendiri!” katanya

Perdebatan antara guru dan murid tersebut berlangsung lama. Tanpa mereka sadari, ternyata sunan muria sudah sampai di tempat itu. Betapa terkejut ketika sunan muria melihat istrinya sedang tergolek di tangah dengan kaki dan tangan terikat. Sementara itu, ia juga melihat kapa sedang bertengkar dengan gurunya yaitu Wiku lodhang datuk. Lalu, wiku loadhang melangkah menuju dewi roroyono untuk membebaskannya dari belenggu yang dilakukan oleh kapa.

Ketika sang wiku selesai membuka tali yang mengikat tubuh dewi roroyono, tiba tiba terdengar jeritan keras dari mulut kapa secara bersamaan. Ternyata serangan yang dilakukan kapa dengan mengerahkan aji kesaktian berbalik menghantam dirinya sendiri. Itula ilmu yang dimiliki sunan muria. Ia mampu mengembalikan serangan lawan. Sebab, kapa mempergunakan aji pamungkas, yaitu puncak kesaktian yang dimilikinya, maka ilmu itu akhirnya merengut nyawanya sendiri.


“Maafkan saya Tuan wiki,” sunan muria agak menyesal
“tidak mengapa, ia sudah sepantasnya menerima hukuman ini. Aku sangat menyesal karena telah memberikan ilmu kepadanya. Ternyata, lmu itu digunakan untuk jalan kejahatan,” gumam sang wiku.

Dengan langkah gontai, sang wiku mengangkat jenazah muridnya. Kapa adalah muridnya apaun yang terjadi. Pantaslah, kalau ia menguburkannya secara layak. Pada akhirnya, dewi roroyono dan sunan muria kembali ke padepokan dan hidup berbahagia.

begitulah sejengkal kisah kanjeng sunan muria,semoga bermanfaat bagi para pembaca.

sampai bertemu pada kisah walisongo yang lain.

wassalam

Tuesday, June 23, 2015

KISAH KANJENG SUNAN GUNUNG JATI atau SYARIF HIDAYATULLOH

 
Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450. Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya Imam Husain.
Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Muda'im) yaitu putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana / Cakrabumi atau Mbah Kuwu Cirebon Girang yang berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, seorang Muballigh asal Baghdad bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad. Ia dimakamkan bersebelahan dengan putranya yaitu Sunan Gunung Jati di Komplek Astana Gunung Sembung ( Cirebon )

ADAPUN SILSILAH DARIPADA KANJENG SUNAN GUNUNG JATI kurang lebih sebgai berikut;


1.    DARI KETURUNAN BAPAK;

2.        Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah Al-Khan bin

3.        Sayyid 'Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin

4.        Sayyid 'Ali Nuruddin Al-Khan @ 'Ali Nurul 'Alam bin
5.        Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar al-Husaini
6.        Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
7.        Sayyid Abdullah Al-'Azhomatu Khan bin
8.        Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
9.        Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
10.        Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut) bin
11.        Sayyid Ali Kholi' Qosim bin
12.        Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
13.        Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
14.        Sayyid Alawi Awwal bin
15.        Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah bin
16.        Ahmad al-Muhajir bin
17.        Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi bin
18.        Sayyid Muhammad An-Naqib bin
19.        Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
20.        Sayyidina Ja'far As-Sodiq bin
21.        Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
22.        Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin bin
23.        Al-Imam Sayyidina Hussain
24.        Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad

25.    DARI KETURUNAN IBU;

26.        Sunan Gunung Jati @ Syarif Hidayatullah
27.        Rara Santang (Syarifah Muda'im)
28.        Prabu Jaya Dewata @ Raden Pamanah Rasa @ Prabu Siliwangi II
29.        Prabu Dewa Niskala (Raja Galuh/Kawali)
30.        Niskala Wastu Kancana @ Prabu Siliwangi I
31.        Prabu Linggabuanawisesa @ Prabu Wangi (Raja yang tewas di Bubat)
Pertemuan Rara Santang dengan Syarif Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar diperselisihkan. MITOS menyebutkan bertemu pertama kali di Mesir,  analisis atas dasar perkembangan Islam di pesisir saat itu, pertemuan mereka di tempat-tempat pengajian seperti yang di Majelis Syekh Quro, Karawang (tempat belajar Nyai Subang Larang ibu dari Rara Santang) atau di Majelis Syekh Datuk Kahfi, Cirebon (tempat belajar Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang, kakanda dari Rara Santang).
Syarif Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar, sangat mungkin terlibat aktif membantu pengajian di majelis-majelis itu mengingat ayah serta pendahulunya datang ke Nusantara sengaja untuk menyokong perkembangan agama Islam yang telah dirintis .
Pernikahan Rara Santang putri dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang dengan Abdullah cucu Syekh Maulana Akbar melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Syarif Hidayatullah.
Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecendrungan spiritual dari  buyutnya Syekh Maulana Akbar sehingga ketika telah selesai belajar agama di pesantren Syekh Datuk Kahfi beliau meneruskan ke Timur Tengah. Tempat mana saja yang dikunjungi  diperselisihkan, kecuali (mungkin) Mekah dan Madinah karena ke 2 tempat itu wajib dikunjungi sebagai bagian dari ibadah haji untuk umat Islam.
Babad Cirebon menyebutkan ketika Pangeran Cakrabuwana membangun kota Cirebon dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Raden Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota Cirebon dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah kakeknya wafat.
Memasuki usia dewasa sekitar di antara tahun 1470-1480, ia menikahi adik dari Bupati Banten ketika itu bernama Nyai Kawunganten. Dari pernikahan ini, ia mendapatkan seorang putri yaitu Ratu Wulung Ayu dan Maulana Hasanuddin yang kelak menjadi Sultan Banten I.
Masa ini kurang banyak diteliti para sejarawan hingga tiba masa pendirian Kesultanan Demak tahun 1487 yang mana ia memberikan andil karena sebagai anggota dari Dewan Muballigh yang sekarang kita kenal dengan nama Walisongo. Pada masa ini, ia berusia sekitar 37 tahun kurang lebih sama dengan usia Raden Patah yang baru diangkat menjadi Sultan Demak I bergelar Alam Akbar Al Fattah. Bila Syarif Hidayat keturunan Syekh Maulana Akbar Gujarat dari pihak ayah, maka Raden Patah adalah keturunannya juga tapi dari pihak ibu yang lahir di Campa.
Dengan diangkatnya Raden Patah sebagai Sultan di Pulau Jawa bukan hanya di Demak, maka Cirebon menjadi semacam Negara Bagian bawahan vassal state dari kesultanan Demak, terbukti dengan tidak adanya riwayat tentang pelantikan Syarif Hidayatullah secara resmi sebagai Sultan Cirebon.
Hal ini sesuai dengan strategi yang telah digariskan Sunan Ampel, Ulama yang paling di-tua-kan di Dewan Muballigh, bahwa agama Islam akan disebarkan di P. Jawa dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya.
Setelah pendirian Kesultanan Demak antara tahun 1490 hingga 1518 adalah masa-masa paling sulit, baik bagi Syarif Hidayat dan Raden Patah karena proses Islamisasi secara damai mengalami gangguan internal dari kerajaan Pakuan dan Galuh (di Jawa Barat) dan Majapahit (di Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan gangguan external dari Portugis yang telah mulai expansi di Asia Tenggara.
Tentang personaliti dari Syarif Hidayat yang banyak dilukiskan sebagai seorang Ulama kharismatik, dalam beberapa riwayat yang kuat, memiliki peranan penting dalam pengadilan Syekh Siti Jenar pada tahun 1508 di pelataran Masjid Demak. Ia ikut membimbing Ulama berperangai ganjil itu untuk menerima hukuman mati dengan lebih dulu melucuti ilmu kekebalan tubuhnya.
Eksekusi yang dilakukan Sunan Kalijaga akhirnya berjalan baik, dan dengan wafatnya Syekh Siti Jenar, maka salah satu duri dalam daging di Kesultana Demak telah tercabut.
Raja Pakuan di awal abad 16, seiring masuknya Portugis di Pasai dan Malaka, merasa mendapat sekutu untuk mengurangi pengaruh Syarif Hidayat yang telah berkembang di Cirebon dan Banten. Hanya Sunda Kelapa yang masih dalam kekuasaan Pakuan.
Di saat yang genting inilah Syarif Hidayat berperan dalam membimbing Pati Unus dalam pembentukan armada gabungan Kesultanan Banten, Demak, Cirebon di P. Jawa dengan misi utama mengusir Portugis dari wilayah Asia Tenggara. Terlebih dulu Syarif Hidayat menikahkan putrinya untuk menjadi istri Pati Unus yang ke 2 pada tahun 1511.
Kegagalan expedisi jihad II Pati Unus yang sangat fatal pada tahun 1521 memaksa Syarif Hidayat merombak Pimpinan Armada Gabungan yang masih tersisa dan mengangkat Tubagus Pasai (belakangan dikenal dengan nama Fatahillah),untuk menggantikan Pati Unus yang syahid di Malaka, sebagai Panglima berikutnya dan menyusun strategi baru untuk memancing Portugis bertempur di P. Jawa.
Sangat kebetulan karena Raja Pakuan telah resmi mengundang Armada Portugis datang ke Sunda Kelapa sebagai dukungan bagi kerajaan Pakuan yang sangat lemah di laut yang telah dijepit oleh Kesultanan Banten di Barat dan Kesultanan Cirebon di Timur.
Kedatangan armada Portugis sangat diharapkan dapat menjaga Sunda Kelapa dari kejatuhan berikutnya karena praktis Kerajaan Hindu Pakuan tidak memiliki lagi kota pelabuhan di P. Jawa setelah Banten dan Cirebon menjadi kerajaan-kerajaan Islam.
Tahun 1527 bulan Juni Armada Portugis datang dihantam serangan dahsyat dari Pasukan Islam yang telah bertahun-tahun ingin membalas dendam atas kegagalan expedisi Jihad di Malaka 1521.
Dengan ini jatuhlah Sunda Kelapa secara resmi ke dalam Kesultanan Banten-Cirebon dan di rubah nama menjadi Jayakarta dan Tubagus Pasai mendapat gelar Fatahillah.
Perebutan pengaruh antara Pakuan-Galuh dengan Cirebon-Banten segera bergeser kembali ke darat. Tetapi Pakuan dan Galuh yang telah kehilangan banyak wilayah menjadi sulit menjaga keteguhan moral para pembesarnya. Satu persatu dari para Pangeran, Putri Pakuan di banyak wilayah jatuh ke dalam pelukan agama Islam. Begitu pula sebagian Panglima Perangnya.
Satu hal yang sangat unik dari personaliti Syarif Hidayatullah adalah dalam riwayat jatuhnya Pakuan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda pada tahun 1568 hanya setahun sebelum ia wafat dalam usia yang sangat sepuh hampir 120 tahun (1569). Diriwayatkan dalam perundingan terakhir dengan para Pembesar istana Pakuan, Syarif Hidayat memberikan 2 opsi.
Yang pertama Pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya seperti gelar Pangeran, Putri atau Panglima dan dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing. Yang ke dua adalah bagi yang tidak bersedia masuk Islam maka harus keluar dari keraton masing-masing dan keluar dari ibukota Pakuan untuk diberikan tempat di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang.
Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini, sebagian besar para Pangeran dan Putri-Putri Raja menerima opsi ke 1. Sedang Pasukan Kawal Istana dan Panglimanya (sebanyak 40 orang) yang merupakan Korps Elite dari Angkatan Darat Pakuan memilih opsi ke 2. Mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy Dalam sekarang yang terus menjaga anggota pemukiman hanya sebanyak 40 keluarga karena keturunan dari 40 pengawal istana Pakuan. Anggota yang tidak terpilih harus pindah ke pemukiman Baduy Luar.
Yang menjadi perdebatan para ahli hingga kini adalah opsi ke 3 yang diminta Para Pendeta Sunda Wiwitan. Mereka menolak opsi pertama dan ke 2. Dengan kata lain mereka ingin tetap memeluk agama Sunda Wiwitan (aliran Hindu di wilayah Pakuan) tetapi tetap bermukim di dalam wilayah Istana Pakuan.
Sejarah membuktikan hingga penyelidikan yang dilakukan para Arkeolog asing ketika masa penjajahan Belanda, bahwa istana Pakuan dinyatakan hilang karena tidak ditemukan sisa-sisa reruntuhannya. Sebagian riwayat yang diyakini kaum Sufi menyatakan dengan kemampuan yang diberikan Allah karena doa seorang Ulama yang sudah sangat sepuh sangat mudah dikabulkan, Syarif Hidayat telah memindahkan istana Pakuan ke alam ghaib sehubungan dengan kerasnya penolakan Para Pendeta Sunda Wiwitan untuk tidak menerima Islam ataupun sekadar keluar dari wilayah Istana Pakuan.
Bagi para sejarawan, ia adalah peletak konsep Negara Islam modern ketika itu dengan bukti berkembangnya Kesultanan Banten sebagi negara maju dan makmur mencapai puncaknya 1650 hingga 1680 yang runtuh hanya karena pengkhianatan seorang anggota istana yang dikenal dengan nama Sultan Haji.
Dengan segala jasanya umat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.
begitulah sepenggal cerita kisah kanjeng sunan gunungjati yang bisa kami sampaikan,semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian,
akhirnya kami ucapkan terima kasih telah menyempatkan waktunya untuk membaca artikel ini.wassalam...

Sunday, June 21, 2015

KANJENG SUNAN KUDUS atau JAKFAR SHODIQ

KANJENG SUNAN KUDUS atau JAKFAR SHODIQ


Cerita Sunan Kudus
Pada episode kali ini kami akan mencoba menceritakan asal usul atau kisah tentang kanjeng sunan kudus atau jakfar shodiq, beliau  senopati yang hebat dari kerajaan Demak. saat ia menjabat sebagai senopati, majapahit dapat  ditaklukkannya.
kanjeng sunan kudus bukanlah putra daerah atau asli kelahiran kudus,melainkan Beliau pendatang dari daerah Jipang Ponolan yang merupakan daerah utara Blora. tempaat beliau dilahirkan dan diberi nama Ja’far Shodiq. putraa dari pernikahan Sunan ngudung dengan Syarifah. Sunan Ngudung adalah panglima perang yang tangguh. , beliau  tewas dalam pertempuran demak dan majapahit. Sehingga Ja’far shodiq menggantikan posisi ayahnya. untuk menaklukkan wilayah kerajaan majapahit untuk memperluas kekuasaan demak.
Beliau tidak merasa asing ketika bertanggung jawab sebagai senopati. Karena sejak remaja, beliau selain mempelajari ilmu agama, juga mempelajari ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan perdagangan. beliau juga menimba ilmu kepada Sunan Ampel dan Kiai Telingsing. Sebenarnya nama asli dari kiai telingsing adalah Tai Link Tsing, ia berasal dari China. sebuah negara yang sudah maju pada saat itu.
 alkisah, suatu hari Tai Li Tshing datang bersama laksamana Cheng Hoo. karena laksamana Cheng hoo berlayar dari negeri satu ke negeri lainnya. Di samping itu, laksamana cheng hoo juga mempunyai visi untuk menyebarkan islam di wilayah asia tenggara. Dalam pelayarannya, ia mendarat di pelabuhan Semarang.
Tai Li Tshing ikut serta dalam rombongan Cheng Hoo. Dalam perjalanannya, akhirnya ia sampai di Blora, jawa tengah. lalu beliau mengembangkan dakwah islam di daerah juwana, pati, yang berdekatan dengan blora. Dan Ja’far sodik merupakan murid kesayangan dari Tai Li Tsing. Maka sangat wajar jika Ja’far sodik selain mendapatkan ilmu agama, juga mendapatkan ilmu social dan kemasyarakatan, serta ilmu-ilmu yang lain.
sehingga, ja’far shodiq  senopati kerajaan demak bintoro, bisa  membuktikan kehebatan yang sama dengan ayahnya di medan tempur. beliau berhasil mengembangkan wilayah kerajaan demak ke  arah timur sampai madura, dan arah barat hingga cirebon. Kemudian sukses ini memunculkan cerita kesaktiannya. Misalnya, sebelum perang, Ja’far shodiq diberi badong, semacam rompi, oleh sunan gunung jati. Badong itu dibawahnya berkeliling arena perang.
Dari badong sakti itu, keluarlah juataan tikus yang juga sakti. Kalau dipukul maka tikus itu tidak mati, namun mereka semakin mengamuk sejadi-jadinya. Pasukan majapahit ketakutan sehingga mereka lari tunggang langgang. Ja’far shodiq juga mempunyai sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaan tawon. Banyak prajurit majapahit yang tewas disengat tawon itu. Pada akhirnya, pemimpin pasukan majapahit, yaitu adipati terung menyerah pada pasukan ja’far shodiq.
 Kesuksesannya bertempur mengalahkan majapahit membuat posisi Ja’far shodiq semakin kuat. beliau meninggalkan demak karena ingin hidup merdeka dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama islam. hingga beliau hijrah menuju ke kudus. Namun, kedatangannya di kudus tidak jelas. Ketika ia menginjakkan kaki di kudus, kota itu masih bernama tajug, konon, orang yang mula-mula mengembangkan islam di kota tajug sebelum ja’far shodiq adalah kiai telingsing. Cerita ini menunjukkan bahwa kota itu sudah berkembang sebelum kedatangannya.
Awalnya, ja’far shodiq hidup di tengah jamaah dalam kelompok kecil di tajug. Jamaah itu merupakan para santri yang dibawanya dari demak. Sebenarnya mereka adalah tentara yang ikut bersama ja’far shodiq memerangi majapahit. Setelah jamaahnya semakin banyak ia kemudian membangun masjid sebagai tempat ibadah dan  pusat penyabaran agama. Tempat ibadah yang diyakini dibangun oleh Ja’far shodiq adalah masjid menara kudus yang masih berdiri hingga kini. Masjid ini didirikan pada 956 H yang bertepatan dengan 1549 M.
Kota Tajug pun mendapat nama baru, yakni Quds, yang kemudian berubah menjadi kudus. Kemudian pada akhirnya ja’far shodiq sendiri dikenal dengan sebutan sunan Kuuds. Dalam menyebarkan agama islam, sunan kudus mengikuti gaya sunan kalijaga, yakni menggunakan model “tutwuri handayani”. Artinya, sunan kudus tidak melakukan perlawanan keras, melainkan mengarahkan masyarakat sedikit. Sebab, ia memang banyak berguru pada sunan kalijaga. Cara berdakwah sunan kudus pun yang meniru cara yang dilakukan sunan kalijaga, yaitu menoleransi budaya setempat, bahkan cara penyampaiannya lebih halus. Itu sebabnya para wali menunjuk dirinya untuk berdakwah di kota kudus.
saat itu, masyarakat kudus masih banyak yang menganut agama Hindu. Maka, sunan kudus berusaha memadukan kebiasaan merelakan ke dalam syariat islam secara halus. Misalnya, ia justru menyembelih kerbau bukan sapi ketika hari raya  idul qurban. Itu merupakan dari penghormatan sunan kudus kepada para pengikut Hindu. Sebab, ajaran agama hindu memerintahkan untuk menghormati sapi.
Setelah berhasil menarik umat hindu memeluk agama islam, sunan kudus bermaksud menjaring umat budha untuk memeluk islam juga. Ia memiliki cara yang cukup unik untuk menarik perhatian mereka. Setelah sunan kudus mendirikan masjid, ia membuat padasan  (tempat berwudhu), dengan pancuran berjumlah delapan. Masing-masing pancuran diberi arca di atasnya.
kenapa sunan kudus berstrategi seperti ini? Ternyata, sunan kudus ingin menarik simpati umat Buddha karena dalam ajaran budha terdapat delapan ajaran yang dinamakan asta sanghika marga. Isi  ajaran tersebut adalah seseorang harus memiliki pengetahuan yang benar, mengambil keputusan yang benar, berkata yang benar, bertindak atau berbuat yang benar, hidup dengan cara yang benar, bekerja dengan benar, beribadah dengan benar dan menghayati agama dengan benar.
Akhirnya, usaha itu pun membuahkan asil, sehingga banyak orang yang bergama budha berbondong-bondong memeluk islam. Demikian pula dalam hal adapt istiadat, ia tidak langsung menentang masyarakat yang melenceng dari ajaran islam secara keras. Sebagai contoh, masyarakat sering menambur bunga di perempatan jalan, mengirim sesajen di kuburan yang melenceng dari ajaran islam. Sunan kudus tidak langsung menentang  itu, tetapi ia mengarahkannnya sesuai ajaran islam dengan pelan-pelan. Misalnya, sunan kudus mengarahkan agar sesajen yang berupa makanan diberikan kepada orang yang kelaparan. Ia juga mengajarkan bahwa meminta permohonan bukan kepada ruh, tetapi kepada Allah SWT
Dengan cara yang simpatik tersebut membuat para penganut agama lain bersedia mendengarkan ceramah agama islam dari sunan kudus. Surat Al Baqarah yang dalam bahasa arab berarti sapi, sering dibacakan oleh Sunan Kudus untuk lebih memikat pendengar yang beragama Hindu. Bahkan membangun masjid kudus dengan tidak meninggalkan unsure aristektur Hindu. , bentuk menaranya tetap menyisakan arsitektur gaya hindu. Di antara bekas peninggalan sunan kudus adalah masjid raya kudus yang kemudian dikenal dengan sebutan menara kudus. Di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah.
Adapun mengenai asal usul nama kudus bahwa sunan kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah arab, kemudia ia juga mengajar di sana. Konon, masyarakat arab waktu itu terjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan. Dan, penyakit itu mereda berkat jasa sunan kudus. Karena itu, seorang pejabat setempat berkenan untuk memberikan sebuah hadiah kepadanya. Tetapi ia menolaknya dan hanya meminta sebuah batu sebagai kenang-kenangan. Menurut suatu cerita, batu tersebut berasal dari kota baitul Maqdis atau jarusalem. Maka, untuk memepringati kota tempat ja’far shodiq hidup dan tinggal, kemudian ia memberinya nama kudus. Bahkan, menara yang terdapat di depan masjid pun menjadi terkenal dengan sebutan menara kudus.
Kebiasaan unik sunan kudus dalam berdakwah, yakni ia selalu mengadakan acara bedug dandangan. Acara ini merupakan kegiatan menunggu kedatangan bulan ramadhan. Ia menabuh beduk bertalu-talu untuk mengundang para jmaah ke masjid. Ia pun mengumumkan hari pertama puasa setelah jamaah berkumpul di masjid.
Sekarang ini, cara dandangan masih berlangsung tapi sudah jauh aslinya. Banyak orang datang ke masjid menjelang ramadhan. Tetapi, mereka bukan hendak mendengarkan pengumuman awal puasa. Mereka hanya membeli berbagai makanan yang dijajakan para pedagangan musiman. Sunan kudus sendiri wafat dan dimakamkan di sebelah barat masjid jami’ kudus. Jika orang memandang menara masjid kudus ada yang lain, aneh, dan artistik, mereka pasti akan segera teringat pada pendidirinya, yaitu sunan kudus.
begitulah sekelumit cerita tentang kisah kanjeng sunan kudus atau jakfar shodiq,semoga bermanfaat bagi pembaca dapat diambil hikmahnya,
sangat dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk kelengkapan cerita kanjeng sunan kudus.
akhirnya kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi blog kami.


KISAH KANJENG SUNAN DRAJAT

kisah cerita sunan drajat dan asal usulKANJENG SUNAN DRAJAT atau RADEN QOSIM



EDISI kali ini kami mencoba bercerita salah satu wali songo di jawa, yaitu  Sunan Drajat atau raden qosim. Beliau adalah adik dari raden makdum atau sunan bonang anak dari Sunan ampel. Beliau merupakan wali songo yang berdawah di pesisir utara pulau jawa, tepatnya di jawa timur
Sunan ampel menikah dengan Nyi Ageng Manila atau Dewi Candrawati, dari pernikahan tersebut lahirkan seorang putra bernama Raden Qasim. Raden Qasim merupakan adik dari Raden Makhdum yang juga dikenal sebagai Sunan Bonang. Raden Qasim menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di kampung hamalamannya yaitu di Ampeldenta, surabaya. Pada suatu ketika Sunan ampel memerintahkan agar raden makhdum atau kakak dari Raden Qasim untuk berangkat ke daerah tuban untuk mengembangkan dakwah di sana. Kemudian setelah raden menjadi dewasa, ia ingin mengikuti jejak dari kakaknya untuk menyebarkan agama islam.
Suatu ketika sunan ampel atau ayah dari Raden Qasim memanggil Raden Qasim dan berkata kepadanya “wahai anakku qasim, engkau kini telah dewasa. ilmu agama yang kamu miliki pun sudah cukup untuk dijadikan berkal berdakwah. ayah sudah menugaskan kakakmu, raden makhdum untuk berangkat ke Tuban. Ayah mendengar kakakmu sudah berhasil mengembangkan islam di sana. Ayah juga berharap kamu membantu para ulama untuk berdakwah di jawa”
Mendengar perkataaan ayahnya tersebut, Raden Qasim tidak segera menjawabnya. Ia sedang memikikirkan sesuatu. sebenarnya ia sudah lama ingin mengikuti jejak kakaknya. Ia ingin menyusul kakaknya untuk membantu berdakwah di Tuban. Kemudia Raden Qasim berkata
“saya ingin membantu kakak makhdum di Tuban, ayahanda,”
Mendengar jawaban anaknya tersebut, sunan ampel tersebut kemudian berkata kepada anaknya, “mengapa kamu harus membantu kakakmu di sana? pada ayah ingin memerintahkanmu ke arah timur. Di tempat itu, islam belum menyentuhnya sama sekali”
Ke timur? jawab Raden Qasim
iya, apakah kamu keberatan, anakku?
betul, ayahanda,saya keberatan. sebab ajaran hindu masih kental sekali di sana”
“benar, ajaran hindu memang masih kental sekali di sana, lalu menurutmu, kamu cocok berdakwah di mana?
“kalau diizinkan, saya ingin berdakwah di daerah surabaya atau tuban, ayahanda?
“bagaimana kalu kamu berdakwah di daerah pesisir utara antara gresik dan tuban?”
Raden Qasim pun setuju . Kemudian pada hari yang telah ditentukan, ia bersama para santri sunan ampel berlayar menggunakan perahu. Dari kalimas, perahu itu keluar berbelok ke kiri menuju gresik. Ketika sampai di gresik, ia singgah terlebih dahulu di giri kedaton untuk bersilahturahmi kepada sunan giri.
Berkatalah Raden Qasim kepada sunan giri “saya ditugaskan oleh ayahanda untuk pergi ke daerah pesisir utara agar mengikuti jejak kakak makhdum.
Sunan giri dengan senang hati mendukung niat baik raden qosim tersebut. Karena itu, sunan giri memberi nasihat yang diperlukan oleh Raden Qasim.
“Nanti, kamu akan berhadapan dengan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan sehari-hari.. Di sana, agama hindu dan budha masih kental. Karena itu, kamu harus bisa membaur dengan mereka. Jangan sekali kali kamu menyinggung hati mereka. Kalau kamu menyinggung hati mereka, maka dakwah yang kamu lakukan tentu sulit diterima oleh mereka” kata sunan giri berkata pada Raden Qasim.
Sunan giri memberikan banyak nasihat kepada Raden Qasim tentang berbagai hal yang diperlukan untuk persiapan sebelum terjun langsung menyebar agama islam kepada masyarakat. Setelah itu, Raden Qasim pun berpamitan. Ia berangkat menggunakan peralu layar.
, Setelah beberapa waktu perahu Raden Qasim berlayar, tiba tiba angin dan badai menyerang perahu Raden Qasim.
Perahu yang ditumpangi oleh Raden Qasim pecah, kemudia ia dan para santri yang menemaninya berenang menuju ke tepian. Alhamdulillah mereka bisa berenang dengan selamat sampai di sebuah desa. Yang pada akhirnya nanti, desa tersebut dinamai desa ciciran yang berarti perahu yang terdampak. Selanjutnya nama desa tersebut disempurnakan menjadi paciran, yaitu sebuah kota di utara jawa timur.
Setelah beristirahat beberapa saat, dan berkenalan dengan para penduduk setempat, raden qasim mendapat informasi bahwa Tuban masih berada di sebelah barat desa paciran. mereka membutuhkan waktu setengah hari untuk menempuhnya dengan perahu. Akhirnya ia memutuskan jika mereka tidak meneruskan perjalanan ke Tuban, tetapi berjalan ke arah timur. kemudian  mereka singgah di sebuah desa yang bernama Jelag. Di tempat itu, ia diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Sebelum memberikan ajaran islam yang sebenarnya, Raden Qasim melakukan pendekatan kepada nelayan dengan memberikan ilmu pengetahuan. Ia juga menjelaskan beberapa jenis ikan yang berbahaya jika dikonsumsi. umumnya para nelayan sering mendapatkannya di laut, mereka senang menangkapnya, namun mereka tidak suka memakannya.
Raden Qasim yang merasa yang melihat ikan itu mati sia-sia. Maka, ia memberi keterangan bahwa daging ikan talang mengandung racun. Jika dimakan akan menimbulkan penyakit kulit, misalnya kadas dan sejenisnya. Karena itu, jika para nelayan mendapati ikan talang, sebaiknya ikan tersebut dikembalikan saja ke laut agar terus hidup dari pada mati ketik sampai di pantai.
Raden Qasim juga menerangkan bahwa ikan buntek mengandung racun. Seseorang bisa mati jika memakannya. Begitu juga ikan mmi yang berbentuk seperti topi prajurit. Tidak apa apa jika hanya telurnya yang dimakan. Namun jika ikan itu dimakan sampai ususnya, maka akan menimbulkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya,
“Ikan talang itu termasuk ikan yang cerdik. Jangan kalian tangkap dan bunuuh. Sebab, ada seseorang yang pernah terapung di laut, lalu ia selamat berkat pertolongan ikan talang. Caranya, ikan talah menaruh tubuh orang tersebut di atas kepalanya, lalu membawanya berenang sampai ke tepian. Kalian adalah pelaut, bisa saja perahu kalian karam di sana. jika ada ikan talang, maka kalian dapat ditolong,” kata Raden Qasim.
, penduduk setempat menganggap Raden Qasim padai dalam bidang kelautan, sehingga mereka pun segan. Nasihatnya selalu dituruti dan dipatuhi oleh mereka.
Dalam menyiarkan agama islam, Raden Qasim tidak langsung menerapkan syariat. ia menyadari jika orang jawa, diberi syariat. maka mereka tentu akan tidak sudi mendekati islam. Namun, hal yang pertama kali ditekankan adalah pembinaan akhlak. Di desa jelag, satu persatu orang datang dan berguru kepadanya. Sebab, ilmu yang diajarkannya adalah filsafat jawa yang dipadu dengan islam, yaitu tentang pentingnya berakhlak baik. Raden Qasim juga menciptakan tembang untuk sarana membantu budi pekerti luhur.

begitulah sekelumit cerita tentang kanjeng sunn drajat semoga bermnfaat bagi pembaca sekalian
dan kami ucapkan terima ksih telah mengunjungi blog kami.
wassalam.